Menjadikan Rumah Anda Sebagai
Investasi
Sejak
dari dulu banyak orang melakukan pembelian rumah untuk investasi. Itu sebabnya banyak orang memaksakan
untuk beli rumah, walaupun tidak untuk ditinggali, dan mereka membeli untuk
membuat uang mereka bekerja untuk dapat menghasilkan uang yang lebih banyak
untuk mereka.
Hasilnya
adalah, “MEREKA MENDAPATKAN RUMAH YANG MEREKA BELI & DARI RUMAH TERSEBUT
MEREKA BISA MENDAPATKAN UANG YANG LEBIH BANYAK LAGI, KARENA RUMAH TERSEBUT
MEREKA BUAT MESIN PENGHASIL UANG”.
Nah,
melakukan investasi rumah banyak caranya,
yang masing-masing cara menyajikan
keuntungan dan penanganan yang berbeda.
(1). Jual-beli.
Anda
membeli sebuah atau beberapa rumah, merenovasinya, lalu menjualnya. Keuntungan yang
Anda dapat berasal dari selisih harga beli dan biaya renovasi dengan harga
jual. Keuntungan yang lebih besar tentunya dapat Anda peroleh jika ternyata
rumah tersebut memiliki harga yang miring atau di bawah harga pasaran, kondisi rumah
cukup bagus sehingga anda tidak perlu atau minim mengeluarkan biaya renovasi,
plus rumah tersebut tidak “bermasalah”. Yang dimaksud bermasalah di sini adalah
rumah yang misalnya posisi rumah berupa
tusuk sate, rumah dekat kuburan, rumah akses ke jalanan sulit, rumah tidak
bebas banjir, dan sebagainya. Nah, jika Anda memiliki dana terbatas untuk melakukan
investasi rumah dalam kegiatan jual-beli, hindarilah spekulasi pembelian rumah bermasalah. Pasalnya, jika
Anda saja sudah melihatnya sebagai masalah, calon pembeli rumah Anda juga mempunyai
pikiran yang sama. Dalam kata lain, Anda harus bermain aman, dan lakukan
spekulasi yang sangat terukur.
(2). Dikontrakkan.
Cara
ini yang paling banyak dilakukan orang, Anda sudah mempunyai rumah, tapi Anda ingin
mengembangkan aset dalam bentuk rumah. Banyak faktor yang menentukan keberhasilan
dalam bisnis yang satu ini. Salah satunya yang penting adalah lokasi. Banyak orang yang sudah memiliki rumah
namun rela mengontrak, dikarenakan supaya lebih dekat dengan kantornya. Tentu
saja lebih banyak lagi yang terpaksa mengontrak rumah karena tidak punya rumah.
Ada perbedaan mendasar antara pengontrak yang telah memiliki rumah dengan
pengontrak yang belum memiliki rumah, contoh, dalam hal perawatan rumah. Yang
pertama cenderung lebih rajin didalam merawat rumah, seakan-akan itu rumah
miliknya sendiri. Hal itu karena rumah kontrakan yang ditempatinya dianggapnya
sebagai representasi pengontrak. Lain halnya pengontrak ke dua yang lebih acuh.
Yang jelas, sebagai induk semang alias pemilik kontrakan, Alangkah baiknya Anda
melakukan langkah-langkah pencegahan yang dapat merugikan Anda di kemudian
hari, contonya memasang listrik isi ulang, supaya tidak ada kejadian pengontrak
kabur meninggalkan tagihan listrik berjut-jut. Lalu, selalu mengenalkan
pengontrak kepada tetangga di sekitar.
(3). Kos-kosan.
Dahulu,
usaha kos-kosan dibuat oleh para pensiunan yang rumahnya cukup besar dan memiliki
banyak kamar-kamar bekas anak-anak mereka. Seiring berjalannya waktu, kos-kosan
bertransformasi menjadi layaknya sebuah apartemen dan hotel, yang dibangun
khusus untuk bisnis kos-kosan. Yang terpenting dari bisnis kos-kosan tersebut adalah (seperti
halnya kontrakkan) lokasi. Rumah yang dekat
dengan kampus, atau kantor, merupakan nilai plus. Dan perbedaan target market
tersebut tentu juga merupakan perbedaan pelayanan atau servis dan perilaku
pengguna jasa.
(Andi
Maiwijaya)